Perempuan dan ‘Kubus’ kehidupan
Perempuan itu, tinggalnya dalam ‘kubus’. Sejak kecil, ibu estafetkan pada anak perempuannya sebuah ‘kubus’ untuk berlindung sebelum mulai melangkahi kehidupan. ‘Supaya gak diapa-apain orang dan hidup tentram’ , begitu katanya. Sejak kecil, ‘kubus’ itu kami bawa. Kami pakai saat dikerumuni banyak orang dengan tatapan bermacam-macam. Kami cuma bisa bernapas dalam ‘kubus’ kecil kami, merasa aman sampai akhirnya ‘kubus’ dan perempuan sama sekali tak terpisahkan. Waktu berjalan. Kaki kami semakin jenjang, rambut kami semakin panjang, wajah kami semakin meminang banyak orang. Lagi-lagi, ‘kubus’ yang dulu kami dapat itu masih kami pasang… entah sampai kapan. Aku kini dewasa. Mencoba duduk sejenak dari keramaian di depan. Semua orang bebas melangkah tanpa beban, kecuali kami; perempuan. Aku lihat seluruh perempuan dengan berat hati bawa ‘kubus’ kehidupan yang bermacam-macam. Logika ku tak lagi selegowo anak usia dini yang mau saja te...