Menjauhi Toxic People? Kenapa Tidak?


Mungkin sahabat TeSAGa sering denger istilah toxic people. Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan toxic people itu? Sesuai dengan namanya, toxic people adalah istilah yang ditujukan untuk orang "beracun" atau orang yang suka menebarkan pemikiran dan sikap negatif ke sekitarnya.

Toxic people banyak ditemukan di dunia maya, tetapi dalam kehidupan sehari-hari pun kita juga banyak menjumpai toxic peopleToxic people bisa siapa saja. Bisa orang tua kita, saudara kita, sahabat kita, rekan kerja kita, atasan kita atau bahkan orang yang baru saja kita kenal atau kita temui sekalipun bisa menjadi toxic people. Seringkali saat berinteraksi dengan toxic people kita berada dalam keadaan the lowest condition. Bahkan hanya dengan mendengar nama mereka saja kita udah ngerasa ga nyaman banget.

Jangan bayangkan toxic people itu orang yang terlihat jahat, kejam dan sadis karena bisa saja orang yang dari luar terlihat baik sebenarnya adalah toxic people. Eits...kalian jangan pernah su'udzon dulu ya guys. Jangan langsung terburu-buru menjudge seseorang itu toxic people sebelum kita mengenali ciri-ciri / karakteristiknya. 

Yuk kenali ciri-ciri toxic people. Jangan-jangan tanpa disadari justru kita sendiri adalah salah satu toxic people bagi orang-orang di sekeliling kita. Ciri-ciri toxic people antara lain :

  1. Ghosting, merupakan istilah yang biasa digunakan jika seseorang memutuskan hubungan dengan menghentikan semua komunikasi dan kontak dengan mantan mitra, pasangan, atau teman tanpa peringatan ataupun justifikasi yang jelas. Pelaku ghosting biasa disebut the ghoster.
  2. Super narsis atau suka membanggakan diri sendiri. Toxic people selalu menekankan bahwa dirinya adalah yang paling baik dan paling paham dibandingkan orang lain. Percaya diri itu bagus tapi jangan sampai kelewatan sehingga membuat orang lain merasa tidak nyaman ya guys. 
  3. Mengalami Sindrom Thanos. Toxic people seringkali merasa diri paling benar dan paling hebat. Orang yang mengalami sindrom thanos seringkali merasa dirinya sudah melakukan yang terbaik dan berfikir semua hal akan berantakan dan berjalan tidak mulus jika dirinya tidak ada.
  4. Suka melakukan emotional abuse (kekerasan emosional) seperti meremehkan, mengkritik, mengontrol, menyalahkan, memanipulasi orang, mengintimidasi, melanggar privacy orang lain, menghasut dan sebagainya.
  5. Suka mengontrol orang lain. Toxic people memiliki kecenderungan untuk memaksa orang lain agar mengikuti dan menuruti keinginannya, baik dengan cara halus ataupun kasar. 
  6. Suka memanipulasi. Dengan kemampuan manipulatifnya, toxic people akan mengontrol kehidupan orang lain secara paksa. Parahnya, toxic people kerap memutarbalikkan fakta. Pada umumnya toxic people berasumsi bahwa alasannya mengontrol atau mengatur hidup orang lain adalah demi kebaikan orang itu sendiri.
  7. Pencari perhatian. Toxic people umumnya senang menjadi pusat perhatian. Ketika berbicara orang lain harus selalu memperhatikan, tidak bersedia gantian saat bicara, dan terbiasa menyela saat orang lain bicara. Perilaku suka mencari perhatian orang lain seperti ini ternyata masuk dalam salah satu bentuk penyimpangan yang disebut histrionik. Histrionik adalah bentuk gangguan mental atau gangguan kepribadian yang membuat penderitanya kesulitan memahami citra dirinya sendiri sehingga memerlukan pendampingan agar sadar dan tidak melakukan hal tersebut secara berulang. Orang dengan kepribadian histrionik cenderung membutuhkan pengakuan dan pujian dari orang lain sebagai tolak ukur untuk menilai dirinya sendiri. jika mengalami hal ini, segera konsultasikan kepada psikolog atau psikiater karena seringkali orang dengan  kepribadian histronik mengalami depresi dan delusi.
  8. Tidak dapat berempati pada kondisi orang lain. Toxic people tidak peduli dengan apapun yang kita pikirkan dan rasakan karena mereka memang sulit untuk mengerti kesulitan orang lain.
  9. Tidak mau mengakui kesalahan  dan tidak mau meminta maaf. Toxic people umumnya tidak mau meminta maaf meskipun sebenarnya ia salah. Tak jarang mereka menganggap kesalahan yang mereka lakukan disebabkan oleh orang lain / blamming the others.

Toxic people dapat kita temui dimana saja. Kehadiran toxic people seringkali membuat orang-orang di sekitarnya merasa tidak nyaman. Pernah ga sih kalian berada dalam situasi dimana kalian merasa tidak cocok dengan tipikal orang tertentu atau toxic relationship dalam hubungan apapun. Nah toxic relationship ini terbagi menjadi :

  1. Internet relationship. Misal kita ga kenal orang tersebut tetapi kita follow dia atau kita pernah ketemu sekali atau dua kali dengan seseorang tapi karena merasa ga enak terus kita follow account sosial medianya. Lalu ketika dia memposting sesuatu itu terasa menyakitkan bagi kita atau menjadi toxic bagi kita. Toxic dalam internet relationship bikin kita ngerasa stress banget. 
  2. Parent relationship. Ga jarang orangtua jadi toxic buat anaknya, bahkan ketika anaknya sudah punya anak. Hubungan orangtua dengan anak dipengaruhi banyak faktor, salah satunya turunan dari orangtua sebelumnya yang tanpa disadari itu diturukan dalam pola asuh kepada anak. Padahal  di satu sisi, orangtua kita sadar jika tidak menyukai cara asuh orangtua terdahulu (kakek/nenek), seperti otoriter, unsupportif dimana tidak mendukung anak sama sekali tetapi nuntut banget. Anak harus begini harus begitu. Orangtua kita sadar jika nenek/kakek mengasuh dengan pola asuh yang keliru tetapi begitu ketemu turunannya (anak) pola asuh yang  diterapkan sama juga dengan pola asuh dulu diterapkan oleh kakek/nenek.
  3. Partner relationship. Tak jarang atasan kita, boss kita atau rekan kerja kita menjadi toxic bagi kita. Kita bekerja sama-sama dalam  satu ruangan/divisi tapi rekan kerja kita itu ga ngenakin banget. Statement  yang dia keluarkan selalu menjatuhkan kita, cara kerjanya ga sehat, terus dia juga selalu berupaya cari muka ke atasan agar cepet naik jabatan. 
  4. Teman yang dulunya sahabat juga bisa jadi toxic loh. Misalnya kita udah lama ga ketemu sahabat kita, selama tidak ketemu itu proses hidup yang dilalui berbeda-beda sehingga menimbulkan perbedaan sifat dan karakter. Yang bisa kita lakukan adalah membuat boundariescircle. Ini sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan mental kita. Sahabat yang dulu berada di circle 1, yang dulunya sangat dekat banget layaknya keluarga tapi seiring berjalannya waktu sudah ga seperti dulu lagi sehingga dia harus kita temptakan di circle kedua.  Yang bikin toxic adalah ketika kita memaksakan dia untuk tetap di circle satu. Kita memaksakan dia harus tetep jadi sahabat kita padahal dia udah ga nganggep kita sahabat. Atau sebaliknya kita sudah nganggep dia sahabat tapi karena kita sudah terluka oleh sesuatu hal tetapi dia tetep ngebet pengen tetap berada di circle satu. Pernah ga sih kalian mengalami kejadian kayak gini? Ngadepin toxic relationship dengan sahabat sendiri?
  5. Toxic yang cukup sering ditemukan adalah ketika kita ketemu orang hanya sekali atau dua kali dalam real life tetapi orang itu sotoy banget dengan kehidupan kita. Tiap ketemu bawaannya menyalahkan, menyudutkan dan blamming habis-habisan. Kalian pernah ga sih ngerasa Kalau ketemu atau bahkan hanya mendengar nama orang tertentu sudah membuat energi kita langsung low. 

Yang harus kita sadari adalah bukan tugas kita membuat semua orang suka pada kita karena itu adalah hal yang ga mungkin dapat kita lakukan. Sekeras apapun kita berusaha membuat semua orang menyukai kita, tetap tidak bisa karena pasti ada orang yang tidak suka dengan kita dengan berbagai alasan.

Selain itu kita harus punya self-love. Self love adalah bagaimana ketika kita  merasa bahagia atas diri kita meskipun ada orang yang tidak suka dengan kita, tidak menerima kita atau bahkan kita dikelilingi toxic people. Semua kebahagiaan kita itu memang benar-benar didasarkan atas apa yang kita miliki. Mencintai diri sendiri adalah salah satu senjata agar kita bisa merasa bahagia meskipun kita dikelilingi oleh toxic relationship.

Berikut adalah tips agar kita mampu bertahan dan tetap sehat secara mental ketika menghadapi toxic people.

  1. Awali hari dengan sesuatu yang membahagiakan. Saat stress melanda kita butuh coping. Kita bisa berusaha untuk mengisi energi positif dengan belajar mencintai diri sendiri. Kita bisa memulai hari dengan melakukan sesuatu yang positif dan membahagiakan seperti meditasi, melatih mindfullness atau olah raga. Dengan memulai hari dengan sesuatu yang positif akan membuat kita lebih tahan banting.
  2. Jika menemui toxic relationship communication, toxic conversation baik non virtual maupun virtual,  ambil nafas sejenak untuk mengenali perasaan kita apakah kita sebel, kesel atau marah. Ketika kita dapat mengubah respon tubuh kita terhadap sesuatu maka kita dapat merubah mindset kita dan juga sebaliknya. Mengatur pernafasan saat kita menemukan hal-hal yang tidak menyenangkan akan mempermudah kita merubah respon tubuh kita sehingga kita juga bisa merubah mindset kita.
  3. Cukup observasi tanpa memberikan tanggapan atau sanggahan. Lakukan observasi netral. Keluarkan diri dari masalah dan percakapan. Toxic people tidak peduli dengan apapun yang kita pikirkan dan rasakan. So kita ga perlu menunjukkan perasaan dan pikiran kita sehingga kita punya refleksi empati yang bisa kita tunjukan.
  4. Jangan berikan komentar negatif, sebaliknya beri komentar positif. Mengkonfrontasi atau membela diri di depan toxic people adalah hal yang sia-sia. Buat mereka merasa hal negatif yang disampaikan tidak berarti untuk kita. Cukup senyumin aja.
  5. Belajar untuk berproses. Kita bisa merefleksikan sesuatu. Ini kita lakukan setiap hari ya guys. Ga hanya sehari atau dua hari.
  6. Belajar menghargai diri sendiri. Bagaimana orang lain akan menghargai kita jika kita nya sendiri tidak bisa menghargai diri sendiri. Terima kelebihan dan kekurangan diri.
  7. Jaga energi positif kita. Bukan hal yang mudah untuk menjaga energi positif kita, 

Yuk bersama-sama kita putus mata rantai toxic people dengan berhenti menjadi toxic people bagi orang lain. Toxic people perlahan akan musnah ketika kita berhenti menjadi toxic people bagi orang lain.


Sumber dan referensi :

https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/ciri-ciri-toxic-people/#gref

https://www.popmama.com/life/health/novyagrina/kriteria-toxic-people-ini-agar-hidup-bahagia/7

https://www.pramborsfm.com/lifestyle/jangan-sampai-tertipu-ini-ciri-ciri-toxic-people-yang-harus-kamu-waspadai/all

https://www.sehatq.com/artikel/ini-dia-ciri-ciri-toxic-people-yang-harus-anda-hindari

https://www.youtube.com/watch?v=J9oyqWHDZ6k&t=672s


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mood Swing: Ketika Emosi Berayun-Ayun

From Overthinking to Positive Thinking